watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

NAFSU SEORANG SOPIR

Namaku Melda mahasiswi perguruan tinggi
swasta di Surabaya, aku ingin menceritakan
pengalamanku yang pertama dan yang sangat
berkesan bagiku.
*****
Malam itu aku sendirian di rumah, ayahku sedang
di kantor sedangkan ibuku sedang ikut seminar
yang ada hanya aku dan sopirku yang sekaligus
sebagai pembantu di rumahku. Nama sopirku
Toni, usianya 35 tahun dan ia sudah menikah
tetapi istrinya tinggal di kota lain.
Aku merasakan kecapekan setelah seharian aku
jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur tetapi entah
mengapa aku tidak bisa memejamkan mataku ini
lalu aku mempunyai ide untuk menelepon
temanku Dita untuk aku ajak ngobrol melalui
telepon. Telepon Dita angkat awalnya kami
ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-
tiba Dita nafasnya memburu dan terdengar
teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang
seperti suara pacar Dita. Aku hanya memdengar
suara-suara teriakan kesakitan tetapi juga seperti
merasakan sesuatu kenikmatan dan teleponpun
terputus dengan sendirinya.
Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai
memikirkan tentang seseorang yang sedang
berhubungan badan. Aku semakin terangasang
setelah mendengar suara Dita juga khayalanku
sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, bra,
serta celana dalam aku meremas payudaraku dan
memasukkan jariku ke vaginaku. Aku kocok
vaginaku hingga aku pun menyapai orgasme
ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun
memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi
makan.
Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada
hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia
tertidur pulas dengan hanya mengunakan kaos
tanpa lengan dan sarung. Aku mau
membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur
pulas akupun mengurungkan niatku untuk
membangunkan dia, kasihan dia kecapekan
setelah mengantar aku seharian jalan-jalan
pikirku.
Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku
tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik
sarungnya sehingga membuat aku ingin
mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu. Aku
beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari
bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara
perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak
memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat
dengan leluasa penis yang agak berdiri dan
membuat aku ingin memegang, mengelus, dan
mengulumnya.
Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut
sopirku nanti terbangun dan dia akan marah
terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga
dingin dan jantung yang berdetak kencang aku
beranikan diri untuk memegangnya. Aku
singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun
mulai memegangnya, terasa hangat dan
membuat tanganku yang tadinya dingin menjadi
hangat.
Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi,
aku elus berkali-kali penisnya hingga berdiri dan
semakin panjang penis itu. Jantungku semakin
berdetak kencang tetapi keinginanku untuk
melakukan yang lebih lagi juga semakin besar
maka ku putuskan untuk mencoba
mengulumnya. Ku jilati serta memberikan gigitan
kecil pada buah pelirnya yang berwarna
kecoklatan hingga membuat aku makin bernafsu
dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis
yang telah berdiri.
Aku masukkan secara perlahan terasa hangat
yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu
sampai pada ujung tenggorokanku, aku coba
masuk dan keluarkan sehingga membuat
tubuhku mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa
gemetaran. Payudaraku terasa semakin
membesar dan mengeras sehingga membuat
braku terasa sesak juga vaginaku yang terasa
mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa
menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu
aku semakin mempercepat kulumanku sehingga
membuat penis sopirku licin karena liurku.
Di saat aku sedang keenakkan melakukan
kuluman di penis sopirku tiba-tiba aku terkejut
oleh teriakan sopirku dan mencabut penisnya dari
mulutku. Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia
merasa bersalah pada orang tuaku karena
membiarkan aku melakukan hal ini, akupun tidak
mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak
bisa menahan nafsuku lagi yang seperti mau
meledak akupun mengancam sopirku dengan
mengatakan pada ayahku bahwa aku telah
diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada
istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku. Dia
ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak
menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas
sarungnya dan aku jongkok didepannya. Kulihat
wajah sopirku terlihat wajahnya menampakkan
kesedihan tetapi aku tidak mempedulikannya.
Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku
hanya ingin kenikmatan seperti yang telah
temanku rasakan. Aku ingin membuat dia agresif
terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena
keinginanku itu aku mulai melakukan rangsangan
terhadapnya. Kukulum lagi penisnya yang telah
lemas tanpa canggung dan takut lagi pada
sopirku, kupercepat kulumanku sehingga
membuat penisnya kembali berdiri. Aku sangat
menikmati penis.
“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa
bahagia karena membuat dia mulai terangsang
yang mulai menunjukkan ke agresifannya.
Sopirku mendesis menikmati kulumanku.
“Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Melda”
Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya
akupun semakin bersemangat dan semakin
mempercepat kulumanku. Hingga beberapa
kuluman penisnya terasa semakin membesar dan
menegang juga disertai denyutan dan dia pun
memegang kepalaku juga memcambak
rambutku dengan kasar dia semakin memaju
mundurkan kepalaku dan akupun semakin
bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.
“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Melda
ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku
hingga mulutku tidak muat untuk
menampungnya. Spermanya terasa hangat, asin,
dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan
sperma itu dari mulutku tetapi dia menarik
kepalaku lalu mencium aku. Ciumannya yang
sangat bersemangat kepadaku membuat aku
terpakasa untuk menelan spermanya untuk
mengimbangi permainan bibir itu.
Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya
karena baru kali ini aku dicium oleh cowok, dia
terus mencium aku dan tangannya mulai
menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya
menuju ke payudaraku, dia meremas-remasnya
sehingga membuat nafasku semakin memburu
yang disertai degupan jantung yang cepat. Dia
semakin agresif dengan membuka kaos ketatku,
rok, bra serta celana dalamku.
Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi,
aku merasa risih karena baru kali ini aku telanjang
dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara
spontan menutup vaginaku juga payudaraku.
Tetapi karena nafsuku yang semakin memuncak
maka aku biarkan tubuhku telanjang dan akupun
dengan agresif melucuti kaosnya. Sekarang kita
benar-benar telanjang bulat, kita saling
berhimpitan sehingga penis yang telah
mengacung itu menempel pada vaginaku. Aku
ingin sekali merasakan penis itu masuk ke
vaginaku dan aku telah mencoba memasukannya
tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya
mengesekkan penisnya ke vaginaku dan itu
membuat aku semakin bernafsu.
Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan
kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku
sampai ke vaginaku. Dia menjilati vaginaku,
menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan
kecil pada vaginaku sehingga membuat aku tak
bisa menahan getaran tubuhku.
Semakin dia mempercepat jilatannya semakin
keras pula erangan serta desissan yang keluar
dari mulutku. Tanganku berpegangan pada
kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta
mengangkat salah satu kakiku kepundaknya agar
bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia
membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku
sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan
kepalaku medongak keatas yang disertai keringat
yang semakin mengucur deras.
“Auhh.. Ouhh..”
Dia terus menjilati vaginaku sehingga membuat
aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh..
Aku keluar” dan akupun mengalami orgasmeku
yang pertama, aku merasa kenikmatan yang luar
biasa karena baru kali ini kali mengalami orgasme
bersama cowok. Sopirku menghisap-hisap
vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang
tadinya memburu sekarang sudah mulai reda.
Aku yang telah mengalami orgasme terasa
badanku lemas tetapi sopirku masih saja
semangat, dia mengendongku ke tempat tidur
dan menjatuhkanku.
Dia bermain di payudaraku yang berukuran
sedang putih bersih kemerahan, sopirku
mengulum, menyedot, meremas dan juga
menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya
sanggup menaikkan kembali nafsuku, sopirku
sangat menikmati payudaraku dan dia selalu
memuji payudaraku yang kenyal dan kencang
itu. Aku yang ingin kembali menikmati penis
sopirku segera aku menggulingkan sopirku
disampingku, aku menindihnya dengan vaginaku
menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling
melakukan rangsangan. Aku kembali mengulum
penisnya sedangkan dia menjilati vaginaku.
Permainan lidahnya yang liar di vaginaku
membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau
meledak dan dengan segera akupun minta untuk
memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun
mengijinkannya.
Aku membalikkan badan dan sekarang penis itu
tepat di bawah vaginaku, aku memegang penis
itu dan mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku
tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun
vaginaku telah basah. Penis sopirku seperti tidak
mau masuk penisnya selalu ke kanan atau ke kiri.
Sopirku pun membantuku, dia memegang
penisnya sedangkan tangan satunya menuju
vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku,
akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.
Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk
vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu
mencoba memasukkan penisnya ke vaginaku.
Secara mengejutkan penis itu masuk dengan
mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak
“Auhh.. Ough..”
Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak
ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa
nyeri yang sangat hebat tetapi sopirku duduk
menghiburku dengan menciumku.
Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku
karena baru yang pertama aku melakukannya,
aku mencoba naik turun rasanya nikmat sekali
merasakan dua alat kelamin bergesekan tetapi
tetap rasa nyeri tetap ada. Akhirnya akupun lancar
menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat
dia mulai meremas payudaraku dan mulai
melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa
nyeri itu berubah menjadi rasa nikmat tiada
duanya dengan cepat aku menaik turunkan.
Gesekan itu sangat nikmat ditambah lagi remasan
sopirku di payudaraku.
“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.
Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi
kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali
memejamkan mata menikmati kocokanku.
Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu
dan akupun merasakan sesuatu yang mau
meledak di vaginaku.
“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun
merasakan orgasme yang kedua kali.
Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat
menahan tubuhku dan akupun rubuh diatas
sopirku. Dengan penis yang masih menancap di
vaginaku sopirku membalikkanku hingga dia
berada diatas, dia kembali mengocok vaginaku
yang telah kelelahan dengan semangat yang
masih memburu diapun ingin mengalami
orgasme maka akupun melayani dia walaupun
tenagaku sudah habis.
Sopirku merasa tidak puas dengan posisi dia
diatas dan dia meminta aku untuk duduk
dipangkuannya dan dia dengan semangat
kembali mengocok. Aku yang sudah lemas
masih mencoba mengimbagi kocokannya, aku
mencoba memaju-mundurkan pantatku
walaupun sudah lemas. Dia semakin semangat
untuk mengocokku dengan buas dia juga
menggigit payudaraku dan itu sangat membuat
diriku kembali terangsang.
“Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”
Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku
dibuat orgasme untuk ketiga kalinya.
“Uuhh.. Ouugh.. Kau hebat Toni.. Ouugh”.
Dengan orgasmeku yang ketiga tubuhku semakin
lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan
aku terus saja memuji dia “Kau hebat Toni”
kataku.
Sopirku menyuruhku untuk menungging dengan
lemas dan antara sadar dan tidak aku masih
menurutinya. Dia masih tidak bosan mengerjai
vaginaku. Dia masih dengan semangat tetap
mengocok serta meremas payudaraku dan
kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya juga
masuk ke anusku.
“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin
menikmati, dengan kasar dia mengocok vaginaku
dan juga anusku. Dengan kocokan dari anus dan
vagina tubuhku semakin tak karuan dibuatnya.
“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Toni”
Tak berselang lama aku merasakan lagi orgasme
yang ke empat.
“Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat
ough..”
Dan dia pun mengikuti mengalami klimaks
dengan sperma yang masih banyak. Semprotan
spermanya membuat mataku terbelalak dan aku
pun merasakan kenikmatan, spermanya tidak
dapat tertampung di vaginaku sehingga jatuh ke
sprei. Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur,
sopirku berada disampingku dan dia masih
mencium serta meremas pantat dan payudaraku.
Setelah nafasku mulai reda akupun langsung
keluar dari kamarnya dengan masih telanjang dan
berjalan dengan gontai, sopirku pun tertidur lagi.
*****
Begitulah kisah nyataku bersama sopirku yang
baru aku alami sekitar 25 Agustus 2004. Aku tidak
kecewa walaupun keperawananku telah hilang
tetapi aku senang mendapat pengalaman yang
berharga.


Adult | GO HOME | Exit
1/2738
U-ON

inc Powered by Xtgem.com